Setiap tahun ajaran baru membawa harapan dan cerita baru. Namun di sekolah Katolik Yogyakarta, ada sebuah alur cerita lain yang berjalan bersamanya, sebuah narasi agung yang memberikan makna pada setiap babak kehidupan sekolah: kisah Tahun Liturgi. Mari kita jalani kisah satu tahun penuh makna ini, dari penantian Adven hingga sukacita Paskah, dari perspektif komunitas sekolah.
Babak 1: Penantian dalam Ungu Harapan (Masa Adven) Kisah dimulai di penghujung tahun, saat lorong-lorong sekolah mulai dihiasi dengan lingkaran korona Adven berwarna ungu. Ini adalah babak penantian. Suasana menjadi lebih hening dan reflektif. Setiap Senin pagi, seluruh sekolah berkumpul untuk ibadat singkat, menyaksikan satu lilin lagi dinyalakan, melambangkan harapan yang semakin terang. Di kelas-kelas, para guru mengajak siswa untuk membuat “gua hati” mereka, mempersiapkan batin untuk menyambut Sang Raja. Aksi sosial Adven pun digalakkan, mengajarkan bahwa menanti Tuhan paling baik dilakukan dengan berbagi kasih kepada sesama.
Babak 2: Sukacita dalam Terang Bintang (Masa Natal) Setelah empat minggu menanti, sukacita Natal pun tiba. Sekolah berubah menjadi panggung kegembiraan. Ada pementasan drama kelahiran Yesus yang diperankan dengan polos oleh siswa-siswi kelas bawah, membuat semua yang menonton tersenyum haru. Paduan suara menyanyikan lagu-lagu Natal dengan penuh semangat. Puncaknya adalah perayaan Natal bersama, di mana semua berbagi makanan, bertukar kado sederhana, dan merasakan kehangatan persaudaraan. Babak ini mengajarkan bahwa iman membawa sukacita yang sejati.
Babak 3: Perjalanan ke Padang Gurun (Masa Prapaskah) Memasuki semester kedua, kisah berlanjut ke babak pertobatan. Suasana ungu kembali mewarnai sekolah, namun kali ini dengan nuansa yang lebih dalam. Ini adalah Masa Prapaskah, sebuah perjalanan 40 hari di “padang gurun” batin. Setiap Jumat, langkah-langkah kecil para siswa mengikuti perhentian Jalan Salib, merenungkan pengorbanan Yesus. Kotak dana Aksi Puasa Pembangunan (APP) di setiap kelas menjadi pengingat untuk berpuasa dari jajan dan berbagi untuk mereka yang kekurangan. Ini adalah babak di mana siswa belajar tentang disiplin diri, pengorbanan, dan empati.
Babak 4: Fajar Kemenangan (Masa Paskah) Inilah klimaks dari seluruh kisah. Setelah melewati keheningan Pekan Suci, sekolah meledak dalam sukacita Paskah. Warna putih dan emas menghiasi setiap sudut. Perayaan Paskah bersama diisi dengan permainan-permainan ceria seperti mencari telur Paskah yang penuh makna, serta kegiatan-kegiatan lain yang melambangkan kehidupan baru dan kemenangan atas dosa.
Epilog: Menjadi Saksi dalam Keseharian (Masa Biasa) Setelah Paskah, kisah tidak berakhir. Ia berlanjut dalam Masa Biasa, di mana semua pelajaran dari Adven, Natal, Prapaskah, dan Paskah diwujudkan dalam tindakan sehari-hari. Ini adalah babak untuk bertumbuh, menjadi saksi-saksi kecil dari kasih dan kebenaran di dalam kelas, di lapangan, dan di tengah keluarga.
Penutup Menjalani satu tahun ajaran di sekolah Katolik Yogyakarta adalah menjalani sebuah kisah iman yang utuh. Tahun Liturgi memberikan sebuah alur naratif yang kaya, mengubah rutinitas sekolah menjadi sebuah peziarahan rohani yang penuh makna, membentuk siswa tidak hanya dalam satu semester, tetapi dalam satu siklus kehidupan iman yang terus berputar dan bertumbuh.
Cerita Kasih
Oleh Yayasan DuaBelas Cahaya Kasih
No HP: 081904104102
Email: admin@ceritakasih.net
Web: CeritaKasih.net