Di banyak sekolah modern, kesenian tradisional seringkali hanya menjadi kegiatan ekstrakurikuler pilihan. Namun, sekolah-sekolah Katolik di Yogyakarta mengambil langkah inovatif lebih jauh. Mereka tidak hanya melestarikan, tetapi secara aktif menghidupkan kembali seni budaya adi luhung Yogyakarta—seperti gamelan dan batik—dan menjadikannya bagian integral dari kurikulum dan proses pembelajaran inti. Gamelan tidak lagi hanya berbunyi di aula saat acara khusus, dan batik tidak hanya dipelajari di sanggar; keduanya kini hadir di dalam kelas, memperkaya berbagai mata pelajaran.

Gamelan: Pelajaran Harmoni, Fisika, dan Kerja Tim Ketika siswa duduk bersama di depan perangkat gamelan, mereka belajar lebih dari sekadar memainkan alat musik.

  • Pelajaran Kerja Tim dan Harmoni: Gamelan tidak bisa dimainkan sendirian. Setiap siswa harus mendengarkan rekannya, menjaga tempo, dan memainkan perannya masing-masing untuk menciptakan satu kesatuan harmoni yang indah. Ini adalah pelajaran kerja sama dan kepekaan sosial yang luar biasa.

  • Pelajaran Fisika: Melalui gamelan, konsep-konsep fisika tentang getaran, frekuensi, dan resonansi bunyi dapat dijelaskan secara nyata dan menarik. Siswa bisa merasakan langsung bagaimana ukuran dan bahan sebuah instrumen mempengaruhi nada yang dihasilkannya.

  • Pelajaran Kesabaran dan Konsentrasi: Mempelajari ritme dan pola dalam musik gamelan membutuhkan konsentrasi dan kesabaran yang tinggi, melatih daya fokus siswa.

Batik: Pelajaran Sejarah, Matematika, dan Kimia Demikian pula dengan batik, ia menjadi media pembelajaran lintas disiplin yang kaya:

  • Pelajaran Sejarah dan Filosofi: Setiap motif batik klasik Yogyakarta memiliki cerita dan filosofi yang mendalam. Siswa belajar tentang sejarah keraton, nilai-nilai kehidupan, dan harapan yang terkandung dalam setiap goresan canting.

  • Pelajaran Matematika: Konsep geometri, simetri, dan pengulangan pola dapat dipelajari dengan cara yang sangat visual dan menyenangkan melalui analisis motif-motif batik.

  • Pelajaran Kimia: Proses pembuatan batik tulis melibatkan reaksi kimia yang menarik, mulai dari proses pewarnaan alami, penggunaan malam (lilin) sebagai perintang, hingga proses pelorodan.

  • Pelajaran Seni dan Kreativitas: Tentu saja, membatik adalah latihan utama dalam kesabaran, ketelitian, dan ekspresi kreatif.

Dampak bagi Pertumbuhan Siswa Dengan mengintegrasikan seni budaya secara mendalam, sekolah memberikan pengalaman belajar yang multi-sensori dan holistik. Siswa tidak hanya tumbuh menjadi cerdas secara kognitif, tetapi juga kaya secara emosional dan kultural. Kecintaan dan kebanggaan mereka terhadap warisan budaya sendiri akan tumbuh secara alami, membentuk pribadi yang berakar kuat pada identitasnya.

Penutup Inovasi kurikulum di sekolah Katolik Yogyakarta membuktikan bahwa seni budaya bukanlah sekadar hiasan, melainkan jantung yang dapat memompa kehidupan ke dalam berbagai disiplin ilmu. Dengan membawa gamelan ke aula dan batik ke dalam kelas, sekolah tidak hanya mencetak generasi yang siap menghadapi masa depan, tetapi juga generasi yang menghargai dan mampu merawat kekayaan masa lalunya.

Kontak

Cerita Kasih 

Oleh Yayasan DuaBelas Cahaya Kasih

No HP: 081904104102

Email: admin@ceritakasih.net

Web: CeritaKasih.net