Program Studi Teknik Industri mengadakan kuliah tamu bertajuk “Konten Bercerita, Data Berbicara, Menggerakkan Komunitas untuk Terlibat” dengan menghadirkan narasumber inspiratif, Ibu Desideria Cempaka Wijaya Murti, M.A., Ph.D., seorang dosen Ilmu Komunikasi yang telah lama aktif di berbagai sektor kreatif dan pendidikan. Dalam sesi ini, beliau membagikan wawasan yang sangat relevan bagi mahasiswa Teknik Industri, terutama yang tengah menjalankan tugas besar dengan sasaran audiens yang tidak biasa: anak-anak TK, SD, hingga SMA. Menyampaikan gagasan teknis kepada anak-anak tentu menuntut pendekatan yang berbeda dari biasanya.

Menurut Ibu Desideria, pendekatan kepada anak-anak usia dini harus mengutamakan engagement. Anak-anak TK tidak akan merespons penjelasan teknis atau istilah ilmiah yang rumit. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa untuk menggunakan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, serta menyusun narasi yang menyenangkan dan melibatkan imajinasi anak-anak. Beliau menekankan bahwa menjalin interaksi dua arah yang hangat jauh lebih efektif daripada penyampaian materi satu arah yang kaku.

Michael Roxy dari Sedjiwa Agency berbagi cerita dalam Kuliah Umum
Henricus dari Yayasan Dua Belas CK, berbagi cerita dalam Kuliah Umum
Clarence dari Sedjiwa Agency berbagi cerita dalam Kuliah Umum

Lebih lanjut, beliau membagikan tips praktis bagi mahasiswa dalam menjangkau anak-anak TK. Di antaranya adalah dengan menghindari penggunaan istilah teknis yang membingungkan, menciptakan suasana yang menyenangkan, serta membangun cerita yang melibatkan anak-anak secara emosional. Misalnya, untuk mengenalkan konsep menghitung, bisa dibuat cerita tentang seekor kelinci yang sedang membangun rumah dan memerlukan bantuan anak-anak untuk menghitung jumlah batu bata. endekatan seperti ini membuat anak-anak merasa terlibat sekaligus memahami konsep STEM secara alami.

Dalam proses pembuatan konten, Ibu Desideria menekankan pentingnya tiga elemen utama: data, storytelling, dan komunitas. Baginya, konten tanpa data adalah hampa, sementara komunitas tanpa konten akan kesulitan bergerak. Data berfungsi sebagai landasan yang memperkuat pesan, sementara narasi membuat data bisa diterima dengan lebih emosional. Komunitas menjadi penggerak yang membantu menyebarkan cerita serta membangun keterlibatan yang lebih luas.

Dokumentasi bersama Yayasan Dua Belas dan Sedjiwa Agency selepas Kuliah Umum

Salah satu kerangka yang dibagikan untuk menyusun narasi adalah formula “hook, story, offer”. Dimulai dengan hook atau pembuka yang memikat, dilanjutkan dengan story atau inti cerita yang membangun koneksi emosional, dan diakhiri dengan offer berupa ajakan, nilai, atau pelajaran yang bisa dibawa pulang oleh audiens, bahkan oleh anak-anak TK sekalipun. Pendekatan ini terbukti efektif dalam membuat cerita yang kuat dan menggerakkan.

Tidak hanya itu, Ibu Desideria juga mengajak mahasiswa untuk merefleksi diri dengan pertanyaan penting: “Kamu kuliah Jurusan Teknik Industri mau jadi apa?” Pertanyaan ini mendorong mahasiswa untuk menyadari bahwa menjadi lulusan Teknik Industri tidak hanya berarti mahir dalam analisis sistem dan angka, tetapi juga harus mampu menyampaikan ide, membangun relasi dengan berbagai kalangan, serta menciptakan perubahan yang bermakna di tengah masyarakat. Dalam dunia yang semakin kolaboratif, kemampuan menyampaikan gagasan dengan cara yang menyentuh dan bisa dipahami oleh siapa pun menjadi bekal yang tak kalah penting dengan keterampilan teknis.

Melalui kuliah tamu ini, mahasiswa Teknik Industri diajak untuk menyadari bahwa kekuatan sebuah pesan terletak pada cara menyampaikannya. Dengan perpaduan antara konten yang bermakna, cerita yang kuat, dan komunitas yang solid, setiap pesan mampu menjadi gerakan yang berdampak.

Kontak

Cerita Kasih 

Oleh Yayasan DuaBelas Cahaya Kasih

No HP: 081904104102

Email: admin@ceritakasih.net

Web: CeritaKasih.net